moment of camera

moment of camera

Selasa, 21 Februari 2012

EMBRIOLOGI TUMBUHAN



Perkembangan Sel Vegetatif Dan Sel Generatf Pada Gametofit Jantan

Perkembangan Sel Vegetatif :
Setelah mitosis, sel membesar, vakuola banyak dan menyebar, RNA dan DNA meningkat.
Menurut Sangerd An Jackson (1971) perkembangan sel vegetatif melalui tahapan :
-      Tahap immature adalah inti kehilangan bentuk
-      Tahap matur adalah diktiosom meningkat, butir- butir lipid muncul, amilum   terakumulasi dalam bentuk plastida.
-      Tahap inti melekuk adalah butir lipid menghilang
-      Tahap pembentukan tabung polen

Perkembangan sel generatif
Memenjangkan selnya sehingga memudahkan masuk ke dalam pollen, berisi kolhisin/ n- fenilkarbanat, sitoplasma tereduksi tidak memiliki plastid, mitokondria tidak berkembang didapatkan mikrotubulus, diktiosom, ribosom, dan RE, Maka Terbentuklah sperma.

Polen (Tepung Sari) Secara Umum
Polen matang, secara otomatis antheranya akan pecah dan menghamburkan butiran-butiran polen yang matang. Kematangan polen berhubungan dengan penurunan kadar air dan penyusutan jaringan pada anter, yang merupakan fungsi higroskopis untuk membuka kantung polen. Mekanisme ini diduga merupakan fungsi alami dari tanaman untuk menghamburkan polen demi kepentingan penyebaran alam dan regenerasi (Griffin dan Sedgley, 1989).
Secara visual, polen yang matang dapat dideteksi dari perubahan warna dan kelengketan (stickiness) butiran- butirannya (griffin dan sedgley, 1989; ghazoul, 1997). Perubahan warna permukaan polen dari kuning pucat menjadi kuning terang mengindikasikan adanya peningkatan  poropollen in ± bagian dari exine yang merupakan ciri spesifik dari suatu spesies yang mempengaruhi kenampakan luarnya; danpollenk it yang basah, lengket dan berwarna; mengandung lemak, protein, karbohidrat, pigmen, senyawa fenolik dan ensim. Peningkatan kelengketan polen mengindikasikan polen tersebut telah siap untuk berkecambah dengan melakukan proses hidrasi dan melepaskan protein. Mekanisme hidrasi inilah yang dianggap paling menentukan dalam mengawali terjadinya proses penyerbukan yang merupakan rangkaian dari proses interaksi jantan betina (male-female interaction), perkecambahan tepung sari (pollen  germination) dan pembentukan tabung tepung sari (pollen tube growth) (Griffin dan Sedgley,1989)
PERKECAMBAHAN POLEN PADA STIGMA
Perkecambahan dan pertumbuhan tabung polen. Ketika polen jatuh di atas stigma, polen berkecambah dan membentuk suatu tabung polen yang berlanjut pada pemanjangan hingga masuk pada stilus, masuk ke ovarium dan kemudian masuk ke mikrofil dan menempatkan sel sperma pada lokasi yang spesifik termasuk kantung embrio.
PUTIK
Masa reseptif putik biasanya diawali dengan :
·         Perubahan warna putik menjadi terang
·         Pembesaran pori-pori pada kepala putik
·         Tangkai putik berangsur menjadi lurus
·         Permukaan putik memproduksi sekresi
Secara visual, reseptivitas dapat dideteksi dari :
·         Perubahan kelekatan (stickiness)
·         Warna dan bentuk, baik pada kepala maupun tangkai putik (Griffin dan Sedglye, 1989 ; O Wens Dkk, 1991)
Kepala putik yang reseptif tampak  bewarna lebih terang dan lengket dikarenakan adanya peningkatan sekresi ekstraseuler (Ghazul, 1997)
Menurut O. Wens Dkk (1991), sekresi ekstraseluler tersebut mengandung lemak dan protein. Sekresi ini berperang sebagai medium yang berfungsi untuk menangkap butiran tepung sari serta merupakan penentu keberhasilan pembentukan buluh tepung sari (pollen tube) yang akan membawa sel kelamin jantan menuju keovary (Griffin dan Sedglye, 1989).
Reseptif putik juga ditandai oleh perubahan warna permukaan putik dari hijau menjadi kuning terang, yang dimulai dari pangkal tangkai putik (stylus). Makin terangnya warna putik menunjukkan bahwa sel-sel epidermis terluar sedang berkembang untuk meningkatkan produksi sekresi dan pori-pori membesar untuk meningkatkan kemampuan sekresi. Kepala putik (stigma) yang berangsur membengkak merupakan tanda bahwa jaringan transmisi yang ada pada bagian tersebut mulai memperbesar rongga-rongganya, untuk mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari (pollen tube). Pembengkakan kepala putik juga merupakan mekanisme alami untuk meningkatkan luas bidang penempelan tepung sari ketika terjadi proses penyerbukan. Tangkai putik yang berangsur menjadi lurus juga merupakan suatu mekanisme alami untuk mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari (pollen tube).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar